https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Biocelebes/issue/feedBiocelebes2024-06-29T19:15:32+00:00Moh. Iqbaliqbalmoh89@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Biocelebes, </strong> <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1489546082">E-ISSN: 2580-5991</a>/ <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1180424949">P-ISSN: 1978-6417</a>, DOI Number: <a href="https://doi.org/10.22487/bioceb">10.22487/bioceb</a> is an open-access journal (print and e-journal) focusing on the scientific works in the field of Biology Science. This journal is published by Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Science, Tadulako University, and has been accredited by Kemenristekdikti as Sinta 5 in August 2019. Starting 2021 Biocelebes will be published twice volume a year in June and December.</p> <p>The scope of this journal is Biology include Biodiversity (Taxonomy, Biogeography, Evolution, Ethnobiology), Ecology, Conservation, Biotechnology (Cell, Molecular, Tissue Culture), Physiology, Reproduction, and Biochemistry.</p>https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Biocelebes/article/view/17197POPULASI & POLA DISTRIBUSI Buchanania arborescens (Blume) Blume (Anacardiaceae) PADA TANAH ULTRA- MAFIK DESA PODI, KECAMATAN TOJO, KABUPATEN TOJO UNA-UNA, SULAWESI TENGAH2024-06-29T19:15:16+00:00Ramadanil Pitopangpitopang64@yahoo.comNurfadilah Syamnurfadilasyam033@gmail.comMustafid Rasyiidmustafid.rasyiid@gmail.com<p>This study aims to determine the distribution pattern and population density of <em>Buchanania arborescens</em> (Blume) Blume in Ultramafic Soil, Podi Village, Tojo District, Tojo Una-Una District, Central Sulawesi. Observations were made using the purposive sampling method by establishing five (5) transects 50x10 m in size which there were subplots with size 10x10 m to observe tree (DBH <u>></u>10 cm), 5x5 m for the sapling and 2x2 m for seedling with a distance of 20 m between transects. The distribution pattern of <em>Buchanania</em> <em>arborescens</em> at the study site was determined by calculating the morbidity index with the results of calculations on seedling phase Id (0.04), sapling Id (0.05) and tree Id (-1.00). The highest density of <em>Buchanania arborescens</em> is in the seedling phase with a value of 200 individuals/Ha, the sapling phase is 176 individuals/Ha and the lowest value is in the tree phase with a total density of 40 individuals/Ha. The results showed that the distribution pattern of <em>Buchanania arborescens</em> for the seedling and sapling phases were clumped, while the tree phase was uniform. The density of <em>Buchanania arborescens</em> was rare density category.</p>2024-06-29T03:07:41+00:00Copyright (c) 2024 Biocelebeshttps://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Biocelebes/article/view/16882ANALISIS PENGARUH TINGKAT FREE FATTY ACID (FFA) TERHADAP KUALITAS CRUDE PALM OIL (CPO) PADA PABRIK INDUSTRI KELAPA SAWIT PT. Agro Muko Po. Mill 2024-06-29T19:15:32+00:00Syafrina Yuandrysyafrinayuandri2805@gmail.comIrdawati Irdawatiamor40@gmail.com<p>Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi yang besar didalam sektor pertanian dan perkebunan, salah satu jenis tanaman yang saat ini dijadikan sebagai komoditas perkebunan yaitu kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan dan industri sebagai penghasil berbagai minyak seperti minyak industri, minyak masak, serta minyak bahan bakar atau biodiesel. Proses produksi nya dimulai dengan melakukan buah kelapa sawit sampai berubah menjadi <em>Crude Palm Oil</em> (CPO) atau minyak kelapa sawit. Salah satu parameter utama dalam menentukan kualitas dari CPO adalah kadar free fatty acid (FFA) yang terkandung didalam nya. FFA merupakan asam yang di bebaskan pada hidrolisa dari lemak yang ada pada kelapa sawit. Peningkatan kandungan FFA pada minyak kelapa sawit disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya yaitu terjadinya kerusakan morfologi dan mikroorganisme pada buah kelapa sawit. Semakin tinggi presentase kandungan FFA pada CPO maka semakin rendah pula kualitas CPO tersebut, hal ini karena kadar FFA dapat menyebabkan banyak perubahan pada CPO.</p> <p> yaitu dapat menyebabkan ketengikan, perubahan rasa pada minyak, serta warna pada minyak yang dihasilkan. Selain itu tingginya kadar FFA didalam minyak kelapa sawit juga dapat menyebabkan menurunnya nilai jual pada CPO sehingga akan mengakibatkan kerugian perusahaan.</p>2024-06-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Biocelebeshttps://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Biocelebes/article/view/17198FORMULASI MEDIA PERTUMBUHAN MISELIUM JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus (Jacq.) P. Kumm.) BERBAHAN DASAR DEDAK PADI DAN LIMBAH KOPI2024-06-29T19:15:00+00:00Umrah Umrahumrah.magonrang62@gmail.comNina Risnanda Triananinarisnandatriana@gmail.comEny Yuniatienybiountad16@gmail.comAmiruddin Kasimamiruddinkasim@gmail.comAmalia Purnamasari Zainalamaliapzainal@gmail.com<p>Rice bran and coffee waste as a medium and source of nutrients needed for the growth of the white oyster mushroom mycelium (<em>Pleurotus ostreatus</em> (Jacq.) Kumm.). This research has been carried out at Microbiology Laboratory, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Tadulako University. This study has almed : (1) To determine the growth of white oyster mushrooms (<em>P. ostreatus </em>(Jacq.) Kumm.) in the formulation of rice bran and coffee waste media. (2) Knowing the ratio in the media formulation of rice bran waste and coffee waste that can provide the best growth of white oyster mushroom (<em>P.ostreatus </em>(Jacq.) Kumm.). Data analysis research used in a completely randomized design (CRD), consisting of seven treatments and three replications, namely P1 (100% rice bran), P2 (95% rice bran + 5% coffee waste powder), P3 (90% rice bran + 10% coffee waste powder), P4 (85% rice bran + 15% coffee waste powder), P5 (80% rice bran + 20% coffee waste powder), P6 (75% rice bran + 25% coffee waste powder), P7 (sawdust 70% + rice bran 20% + corn flour 10% (positive control). The results showed that the best mycelium of growth were P7 and P1. The highest number of colonies were at treatment P7 1,26x10<sup>12</sup>CFU/gr and the lowest was P1 0,26x10<sup>12</sup>CFU/gr. The fastest incubation time was found in P7, which was 25 days and the lowest was in treatment was P6, 48 days.</p>2024-06-29T06:21:15+00:00Copyright (c) 2024 Biocelebeshttps://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Biocelebes/article/view/16897PROFIL DARAH PASIEN KUCING (Felis catus ) YANG TERKENA LEUKOPENIA DAN ANEMIA DI UPTD RUMAH SAKIT HEWAN SUMATERA BARAT2024-06-29T19:14:43+00:00Rita Hartati Rambe Ramberitahartatirambe14@gmail.com<p><strong>ABSTRACT </strong></p> <p>Cats are animals that are often kept either kept in the house or left free in the yard of the residence. Cats are often attacked by viruses which can cause the body to become weak and lethargic, so blood tests are needed. The aim of this study was to determine the blood profile of cat (Felis catus) patients affected by leukopenia and anemia at the UPTD of the West Sumatra Veterinary Hospital. The research method used was data collection from the results of hematological examinations of the blood of cat patients at the West Sumatra Veterinary Hospital Laboratory starting from 19 June - 21 July 2023. Cat blood samples taken came from various breeds and genders without age restrictions. Based on the research carried out, the results showed that there were 8 cats affected by leukopenia and 8 cats affected by anemia. This disease is caused by a virus, where anemia is caused by the Feline Infectious Peritonitis (FIP) virus and the virus that causes leukopenia is the feline panleukopenia virus.</p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kucing merupakan hewan yang sering dipelihara baik dipelihara dalam rumah maupun dibiarkan bebas di pekarangan tempat tinggal. Kucing seringkali terkena serangan virus yang dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah dan lesu sehingga perlu dilakukannya pemeriksaan darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil darah pasien kucing (<em>Felis catus</em>) yang terkena leukopenia dan anemia di UPTD Rumah Sakit Hewan Sumatera Barat. Metode penelitian yang digunakan berupa pengumpulan data dari hasil pemeriksaan hematologi darah pasien-pasien kucing di Laboratorium Rumah Sakit Hewan Sumatera Barat mulai dari tanggal 19 Juni – 21 Juli 2023. Sampel darah kucing yang diambil berasal dari berbagai ras dan jenis kelamin tanpa batasan umur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa terdapat 8 ekor kucing yang terkena leukopenia dan 8 ekor kucing yang terkena anemia. Penyakit ini disebabkan oleh virus, dimana anemia disebabkan virus <em>Feline Infectious Peritonitis</em> (FIP) dan virus yang menyebabkan leukopenia adalah <em>F</em><em>eline panleukopenia viru</em><em>s.</em></p>2024-06-29T06:49:15+00:00Copyright (c) 2024 Biocelebeshttps://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Biocelebes/article/view/16898UJI KADAR ABU PAKAN TERNAK DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG DENGAN METODE GRAVIMETRI2024-06-29T19:14:28+00:00Irma Septia Komala Sariirmakomala24@gmail.com<p>Feed is anything that can be given as a source of energy and nutrients. The organic matter content of a feed depends on other components such as dry matter and ash. Gravimetry is a quantitative analysis used to determine the total ash content. This experiment used a completely randomized design. Based on the observation table which presents many samples in Sijunjung, feed samples processed from various different brands meet good nutritional standards for animal nutrition according to SNI standards.</p>2024-06-29T07:00:58+00:00Copyright (c) 2024 Biocelebeshttps://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Biocelebes/article/view/16563PEMETAAN WILAYAH POTENSI LONGSOR DESA CUKILAN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI2024-06-29T19:14:11+00:00Rian Gabriel Girsangriangabrielgirsang23@gmail.com<p>Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang merupakan desa dengan dominasi penggunaan lahan untuk pertanian karena memiliki curah hujan yang tinggi dan sesuai untuk beberapa tanaman. Curah hujan yang tinggi dapat menguntungkan petani namun beberapa kondisi dapat merugikan masyarakat sekitar karena sering mengakibatkan bencana alam salah satunya adalah longsor. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peta persebaran potensi longsor di Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi literatur pendugaan longsor dan pelaksanaan survey lapangan. Studi literatur dilakukan unutuk mengetahui peta persebaran potensi longsor yang dibuat oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi/DVMBG dengan menggunakan data curah hujan, kelerengan, geologi, penggunaan lahan, dan jenis tanah. Pelaksanaan survey lapangan dilakukan untuk mendukung keadaan lapangan berdasarkan pendugaan peta potensi longsor dengan melalukan pengambilan contoh tanah dengan sistem bebas atau <em>random sampling</em> pada tiap wilayah dengan menganalisis beberapa parameter yaitu permeabilitas tanah, tekstur tanah, bobot isi, kedalaman solum, dan kebatuan permukaan. Hasil penelitian ini berupa peta yang menunjukkan bahwa Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang memiliki beberapa daerah tingkat klasifikasi potensi longsor yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah.</p>2024-06-29T09:51:56+00:00Copyright (c) 2024 Biocelebeshttps://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Biocelebes/article/view/17070PERBANDINGAN POLA WAJAH SUKU GORONTALO, JAWA, DAN BALI YANG MELAKUKAN HOMOGAMI2024-06-29T19:13:38+00:00Regina Valentine Aydalinaaydalinaregina@ung.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari homogami terhadap karakter fenotipe wajah suku-suku yang bermukim di Gorontalo yang melakukan homogami. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei 2021 di 3 lokasi di Provinsi Gorontalo yakni di Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, dan Kota Gorontalo. Ekstraksi data landmark geometrik wajah dilakukan dengan menggunakan aplikasi ImageJ. Analisis geometrik-morfometrik dilakukan dengan menggunakan aplikasi MorphoJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa geometrik-morfometrik pola wajah suku Jawa, Bali, dan Gorontalo yang melakukan homogami tidak menunjukan adanya perbedaan signifikan pola wajah antar suku. Suku Jawa dan Gorontalo memiliki tipe wajah yang lebar dan pendek sedangkan suku Bali memiliki tipe wajah yang sempit dan panjang.</p>2024-06-29T13:58:34+00:00Copyright (c) 2024 Biocelebeshttps://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Biocelebes/article/view/16984ETNOBOTANI TUMBUHAN SEBAGAI BAHAN BANGUNAN RUMAH ADAT SUKU LAETUA, MANLETEN, DAN MANESUNULU DI DESA FATUARUIN KABUPATEN MALAKA NUSA TENGGARA TIMUR2024-06-29T19:13:55+00:00Ite Morina Yostianti Tnunayitetnunay@gmail.comFlorian Mayesti Prima R. Makinflorianmakin@gmail.comMonaliva MaukMonalivamauk13@gmail.com<p>Etnobotani rumah adat pada Suku Laetua, Manleten, dan Manesenulu merupakan bentuk kearifan lokal yang perlu didokumentasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan dan struktur rumah adat Suku Laetua, Manleten, dan Manesenulu. Metode penelitian yang digunakan berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan identifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Suku Laetua memanfaatkan gewang, pinang, rotan, asam, jati, dan cemara; Suku Manleten menggunakan gewang, pinang, kelapa, rotan, lontar, asam dan jati; serta Suku Manesunulu memakai gewang, rotan, pinang, asam, cemara, jati, dan mahoni sebagai bahan pembuatan rumah adat. Organ tumbuhan yang digunakan berupa batang dan daun yang dimanfaatkan sebagai lantai, tiang utama, tiang sudut, dinding, lantai, dan pengikat. Rumah adat ketiga suku berbentuk persegi dengan atap berbentuk limas.</p>2024-06-29T13:56:45+00:00Copyright (c) 2024 Biocelebes