Main Article Content

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang Analisis Fisis Deteksi Kolesterol Darah Berbasis Biosensor. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana analisis fisis deteksi kolesterol darah berbasis biosensor. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur kadar kolesterol pada sampel darah dari 7 responden dewasa dengan IMT normal (18,71-25,9) menggunakan metode spektrofotometri dan elektroda berbasis biosensor. Pada penelitian ini diperoleh nilai rata-rata kadar kolesterol darah menggunakan spektrofotometri dan elektroda berbasis biosensor  masing-masing diperoleh sebesar 174 mg/dl dan 157,17 mg/dL. Berdasarkan hasil uji-t kedua nilai rata-rata tersebut diperoleh bahwa terdapat persamaan hasil pengukuran kolesterol darah menggunakan spektrofotometri dengan elektroda berbasis biosensor dengan p = 0,447. Analisis fisis tentang tekanan darah dan kolesterol darah dapat diuraikandengan persamaan Hukum Poiseuille, dimana debit aliran darah (Q) bergantung pada jari-jari pembuluh darah (r), kekentalan darah (η), dan tekanan darah (P). Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil pengukuran kadar kolesterol darah menggunakan spektrofotometri dan elektroda berbasis biosensor.

Article Details

How to Cite
Saosang, K., & Kasman, K. (2021). Analisis Fisis Deteksi Kolesterol Darah Berbasis Biosensor: Physical Analysis of Blood Cholesterol Detection Based on Biosensor. Gravitasi, 20(2), 51-54. https://doi.org/10.22487/gravitasi.v20i2.15735

References

  1. A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata M.,Setiasti S. (1984). Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. 5th ed. Jakarta: Departemen IlmuPenyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pp.
  2. Bahri, A. (2004). Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner.e-USU:Repositor.
  3. Ruslianti, (2014). Kolesterol Tinggi Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta: AgroMedia Pustika.
  4. Rahayu, T. (2005). Kadar Kolesterol Darah tikus Putih ( Rattus Norvegicus L) setelah Pemberian Cairan Kombucha per-oral. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi.Vol 6, No 2.
  5. World Health Organization.(2013). "Silent killer, global public health crisis." In A global brief on Hypertension Switzerland: WHO
  6. Suwandi, (2013). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total Metode Electrode Based Biosensor Dengan Metode Spektrofotometri. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha. Bandung.
  7. Solanki, (2008). Application on Self-Assembled Monolayer of 10-Carboxy-1-Decanethiol for Cholesterol Biosensor. Journal of Biomedical & Pharmaceutica Engineering 2:1, Hal 7-13.
  8. Taslim. I., (2017). Perbedaan Hasil Kadar Kolesterol Total Antara Metode ElectrodeBasedBiosensor Menggunakan Sampel Wholeblood Dan Serum Dengan MetodeEnzymatic End Point. Fakultas Ilmu Kesehatan. Surakarta. Universitas Setia Budi Surakarta.
  9. Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: ALFABETA.
  10. LIPI. (2009). Balai Informasi Teknologi, Pangan &Kesehatan.Available from:http://www.bit.lipi.go.id/pangankesehatan/documents/artikel_hipertensi/hipertensi.pdf.[Diakses 20 Agustus 2019]
  11. Samad, S. (2012).Analisis kecepatan Darah Pada Aorta Abdominalis Bagi Pasien Hipertensi Dengan Mengunakan Color Doppler Sonografi. Skripsi Fisika FMIPA, Universitas Hasanuddin. Makassar.
  12. Greenland, P. (1990), Blood Cholesterol Concentration: Fingerstick Plasma Vs Venous Serum Sampling. Clinical Chemistry, Hal.628 – 630.