Main Article Content

Abstract

Barat bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat tradisional,  bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan dalam pengolahan obat tradisional, cara menyiapkan, dosis yang digunakan dan cara menggunakan dalam pengobatan tradisional. Metode penelitian yang digunakan adalah survei eksploratif dan metode observatif, melalui wawancara semi-struktural dengan 81 responden menggunakan kuesioner yang meliputi nama penyakit, nama lokal tanaman, bagian tanaman yang dimanfaatkan, lokasi tumbuh dan cara membuatnya. Setiap tanaman yang digunakan untuk pengobatan dideterminasi dan dibuat herbarium. Hasil penelitian menunjukkan  tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan berhasil dideterminasi di Kecamatan Dawuan terdapat 40 spesies tanaman obat dari  27 famili. Famili Euforbiaceae merupakan  tanaman yang paling banyak digunakan, dengan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan obat sangat baik. Tanaman obat paling banyak digunakan berasal dari kebun dari bagian  daun , dengan proses pengolahan dengan cara direbus dengan air dan digunakan dengan cara diminum

Keywords

Ethnopharmacology Medical Plants Dawuan West Java

Article Details

How to Cite
Mulyani, Y., Hasimun, P., & Sumarna, R. (2020). Kajian Etnofarmakologi Pemanfaatan Tanaman Obat Oleh Masyarakat Di Kecamatan Dawuan Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat: Ethnopharmacology Study of utilization medicinal plant by Society in Dawuan sub-district Subang Regency West Java Province. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal), 6(1), 37 - 54. https://doi.org/10.22487/j24428744.2020.v6.i1.13572

References

  1. Anggana, A.F. (2011). Kajian Etnobotani Masyarakat Di Sekitar Taman Nasonal Gunung Merapi. ITB Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang, (2015). Statistik Daerah Kecamatan DawuanTahun 2015 Provinsi Barat. Dyopi. (2011). Studi Etnobotani Pada Masyarakat Cidau Cianjur Jawa Barat. Herlina widya N dan Tim Solusi Alternatif. (2011). Kitab Tanaman Obat Nusantara. Media pressindo. Yogyakarta. Heyne, K (1927). De nuttige planten van Nederlands. Indië. Van Hoeve, s’Gravenhage. Heyne, K (1950). De nuttige planten van Indonesië. Van Hoeve, s’Gravenhage. Hidayat, A.A. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. Hoffman, B. and Gallaber, T. (2007). Importance Indices in Ethnobotany. Ethnobotany Research & Aplication 5:201-218. Kartika, T. (2015). Inventarisasi Jenis-jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat Di DesaTanjung Baru Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Ogan Ilir (OI). Provinsi Sumatra Selatan. Sainmatika.12(1):32-41 Biologi. UIN Syarif Hidayatullah. Kemenkes RI.(2013). Suplemem III Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kuswata K, (2010). Dua abad mengungkap kekayaan flora dan ekosistem Indonesia. LIPI, Jakarta. Martin, G. J. (1998). Etnobotani : Sebuah Manual Pemeliharaan Manusia dan Tumbuhan. Edisi Bahasa Melayu Terjemhaan Maryati Mohamed, Natural History Publications (Borneo) Sdn. Bhd. Kinabalu. Sabah. Malaysia. Mulyati Rahayu dan Kazuhiro Harada. (2004). Peran tumbuhan dalam kehidupan tradisional masyarakat lokal di Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa. Volume 7. jakarta. Notoatmojo, Soekidjo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta :PT Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta :Salemba Medika. Santhyani, dan Sulistyawati, E. (2008). Etnobotani Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Adat Kampung Dukuh, Garut, Jawa Barat. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan (R&D). Bandung :Alfabeta Sosrokusumo P. (1989). Pengobatan tradisional di bidang kesehatan jiwa. Prosiding Lokakarya tentang Penelitian Praktek Pengobatan Tradisional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI, 42-49. WHO, IUCN dan WWF. (1993). Guidelines on the Conservation of Medicinal Plants. IUCN. Gland, Switzerland Zuhud E.A.M. (2009). Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia yang “Bhineka Tunggal Ika” dengan Pengembangan Potensi Lokal ETHNO-FOREST-PHARMACY (Etno-Wanafarma) pada Setiap Wilayah Sosio-Biologi Satu-satuan Masyarakat Kecil. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. www.iwf.or.id/ Etnowanafarma.pdf akses 22 Februari 2010.