Main Article Content

Abstract

Sulawesi Tengah merupakan salah satu daerah yang sering dilanda gempa bumi. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah ini  memiliki aktifitas seismik yang cukup tinggi. Secara geologi wilayah ini mendapat tekanan karena interaksi tumbukan 3 lempeng utama dunia yakni lempeng Eurasia, Indo Australia dan Pasifik Akibat tumbukan tersebut menyebabkan terbentuknya beberapa Sesar yang aktif.  Gempa bumi yang menyebabkan liquifakasi dan sunami di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 sumber gempanya berada dijalur lintasan sesar Palu Koro di kedalaman 10 km di bawah dasar permukaan laut pada jarak 80 km barat laut Kota Palu.


Waktu kejadian gempa bumi besar hingga saat ini belum ada ahli yang bisa meprediksi secara tepat. Untuk itu melalui kajian ini kami melakukan pendekatan untuk memprediksi waktu kejadian gempa bumi ini dengan melakukan analisis secara statistik menggunakan metode maksimum likelihood dan  distribusi Poisson  dari data data gempa bumi yang pernah terjadi. Nilai parameter seismotektonik () dari hubungan magnitudo dengan frekuensi gempa bumi, diperoleh nilai  yang terbesar pada region I untuk gempa menengah yakni sebesar 0,8065, hal ini menyatakan bahwa pada daerah region I merupakan daerah rawan terjadi gempa bumi karena kemampuan untuk meredam energi penggeseran sesar  relatif kecil sehingga tingkat kerapuhan material yang tersusun di dalam bumi tersebut yang jika diberi gaya sedikit akan terjadi patahan dan kemudian terjadilah gempa bumi.

Article Details