Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi habitat cacing tanah di Batui Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Metode yang dilakukan untuk penentuan lokasi dalam pengambilan sampel yaitu purposive randomize sampling dengan melihat casting (kotoran cacing tanah), permukaan tanah yang lembab dan luas tutupan tajuk tanaman. Pengambilan sampel dilakukan pada 4 penggunaan lahan yaitu pekarangan rumah, perkebunan kelapa sawit, kebun kakao dan hutan sekunder. Pengambilan sampel menggunakan cangkul, dengan luasan permukaan tanah ukuran 25 x 25 cm. Tanah digali pada tingkat kedalaman 0 – 30 cm. Spesimen diawetkan di Laboratorium Zoologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako yang diidentifikasi berdasarkan Easton (1979). Cacing tanah yang teridentifikasi tergolong ke dalam genus Planapheretima terdapat pada preferensi habitat pekarangan rumah sebanyak 7 individu dari 11 jumlah individu yang terbagi atas Planapheretima sp1, Planapheretima sp2 dan Planapheretima sp3. Empat individu lainnya di pekarangan rumah tidak dapat diidentifikasi begitu pula dengan cacing tanah yang ditemukan pada lokasi perkebunan kelapa sawit (15 individu), kebun kakao (10 individu) dan hutan sekunder (14 individu) karena masih dalam tahap juvenil.
Keywords
Cacing tanah
Planapheretima
Preferensi Habitat
Banggai
Sulawesi
Article Details
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).